Ya..ya.. sekali lagi aku membuka bendungan amarah yang meluap-luap sabtu malam kemarin..
Diawali dengan ketidaksukaanku pada salah satu penari. aku tidak suka sama sikapnya yang selalu mengurusi gerakan orang lain. Berkomentar melulu kerjaannya,,
"uqi kecepatan, uqi kurang maju lututnya, uqi cepat sedikit, uqi salah,, uqi gimana sih!!!"
ya Tuhaaan.. kenapa posisiku harus berada disamping dia..
Padahal menurutku diantara 11 penari lain dialah yang paling tidak bagus gerakannya, sudah paling tidak hapal, latian jarang, ngomel2 muluk kerjaannya.. pengang saja sudah kupingku ini mendengar suara-suara komentar dengan logat Acehnya.. Ketertarikanku pada logat aceh yang kudengar dari penari-penari aceh lain hilang sudah setiap kali mendengar suara perintah dari dia.. Astaghfirullah...
Hatiku sempat senang,, entah itu senang biasa, senang sekali, atau apalah namanya yang jelas aku senang saat disuatu malam latihan, salah satu penari yang kukagumi mengeluarkan suatu pernyataan bahwa akan ada penari yang tidak diikutkan jika dinilai tidak berkualitas... Sepintas tanpa sadar aku mengucap Alhamdulillah..
Jahatnya aku.. yaya.. aku memang jahat.. tapi ini demi kupingku.. dan demi hatiku.. daripada aku ngedumel terus sepanjang menari.. dan yaaa setidaknya aku tidak perlu lagi berpikir untuk mencari-cari kapas untuk menyumbat telinga kiriku agar tidak mendengar suaranya.. Astagfirullah..
satu lagi yang membuat aku senang.. karena aku ternyata tidak jahat sendirian.. begitu pernyataan perihal peng-cut-an penari, kami langsung memulai latihan lagi.. si "penari" itu tidak ada.. terlihat didepanku ada sepasang penari yang sedang mengadakan kontak mata, sepertinya mereka sedang mengadakan transfer pikiran mengenai sesuatau yang sama-sama mereka tau.. ntah itu apa.. lalu salah satu dari merka melengos.. menarik napas.. seperti berusaha untuk sabar. Dan akhirnya, seperti tidak bisa menahan amarah lagi ia berkata " sudahlah dia kalo kaya gitu terus di-cut sajalah" masih dengan logat aceh.
Aku senaaaang.. ternyata aku tidak sendirian.. sepertinya bukan cuma aku saja yang merasa begitu.. baguslah.. bukan aku yang aneh.. memang dia yang menyebalkan.. hahaha!!!. Huh dasar dia memang sok bisa, sekali sok memang sok selamanya, tetap saja tidak berubah, masih mengatur-atur orang, tapi masih salah juga. Aku berbaik hati mengajarkannya gerakan-gerakan yang tidak ia kuasai, sebenarnya cuma mo liat reaksinya saja, ternyata dia memang keras kepala, tidak mau diajarin, ya terserahlah, salah-salah saja sendiri, aku hanya perlu menutup mata kiriku agar tidak terpengaruh dengan gerakan ngawurnya dia, dan menyumbat telinga kiriku untuk mengacuhkan semua perintah-perintahnya. habis perkara...
No comments:
Post a Comment