Sunday, June 26, 2011

Diet Mission

Saya itu dulu tipe yang makan banyak tapi badan tetep kurus. ITU DULU.
Tapi sekarang, makan sih tetep banyak, cuma berat badan naik terus.
DULU, berat badan saya ajeg di kisaran kurus, lalu ajeg lagi di kisaran ideal. Setelah 1 tahun di Jepang mulai ajeg di kisaran gemuk dan dengan pola hidup saya yang kurang olah raga ini badan ini langsung melonjak ke kisaran gemuk amat. Setelah dibilang gemuk beeeeeerkali-kali saya langsung atur pola makan dan berhasil turun ke kisaran gemuk lagi. Itu setahun yang lalu. SEKARANG, saya sudah naik 5 kilogram lagi dari kisaran gemuk. Saya sudah kehabisan kata-kata buat menamai level kegemukan saya ini. Gemuk amat sangat?. Well saya sudah seperti ibu-ibu Indonesia yang beranak dua. Kenapa saya bilang ibu-ibu Indonesia? karena ibu-ibu Jepang, walaupun sudah beranak dua, tetap saja singset. OMG. Ini tidak bisa dibiarkan. Saya harus kembali ke posisi Ideal. Itu berarti, saya harus menurunkan berat badan sekitar 8 kilogram.

Oke, mumpung summer. Mumpung matahari panjang. Dan mumpung bulan Ramadhan juga sebentar lagi tiba, saya programkan penurunan berat badan mulai hari ini, beneran. Saya ngga bisa kurangi makan. Itu sama saja menurunkan berat badan sembari menurunkan prestasi kerja. Tidak bisa. Saya harus tetap bugar dan memutar otak dengan sangar. Oke. Saya ikuti program susu anti osteoporosis saja untuk jalan sepuluh ribu langkah sehari. Dari banyak searching-searching dan pengalaman nyata dari orang-orang, berjalan itu adalah metode ampuh untuk menurunkan berat badan, asal dilakukan secara rutin. Okeeee Siaaaap!! Sekalian nguatin tulang juga kan.

Tadi saya sudah mencoba berjalan kaki, keliling-keliling Iwata, kota kecil saya. Ternyata Iwata indah juga. Hamparan sawah padi, dan teh hijau, sungai. Ah! saya berada di kota yang tepat untuk program jalan kaki ini. Oke, dengan berbekal ipod dari pacar dan kota Iwata tercinta. Program jalan kaki sepuluh ribu langkah sehari dimulai! Tadi saya sudah berjalan tujuh ribu tujuh ratus langkah, butuh waktu dua jam. Termasuk mampir ke uniqlo dan beli apel di food market. Segitu dulu untuk permulaan. Besok, HARUS sepuluh ribu langkah. HARUS!! FaiiiiiiiToooooo!

Wedding Day

Dari balik cermin meja rias, saya lirik jam dinding, sudah jam 8. Saya sendiri sudah memakai gaun putih berenda saya, sudah ber make-up, dan bersanggul, tinggal pasang jilbab saja. Saya dengar sayup-sayup suara orang banyaaak sekali. Rupanya tamu-tamu undangan sudah datang. Ibu pun sudah sibuk membagi-bagikan kue dan juga wedang teh untuk para tamu.

Saya lihat diri saya sendiri di depan cermin, sudah cantik. Baju saya cantik. Entah kenapa yang saya pakai bukan kebaya dan kain jarik, tetapi gaun bergaya Eropa. Sanggul saya pun terlilit rapih, diselipi bunga-bunga melati yang membuat saya sayang untuk menutupinya dengan Jilbab. Kepala ini mulai dipenuhi dengan berbagai macam komplain. "Mau saya apakan kepala saya ini selanjutnya?". "Jilbab model apa?". "Kok ngga ada ibu-ibu penata riasnya sih?".

Saya ambil ciput jilbab saya, dan mulai memasang jilbab berbekal feeling saja. Kain pertama, model biasa sebagai basicnya. Lalu saya ambil kain kedua, mulai meniru model-model jilbab yang dibunga-bunga lucu-lucu itu. Setelah beberapa menit putar kesana, miring sini, semat jarum pentul disini dan disitu. Daaan.. Gagal!. Tarik napas, buang napas. Oh ini kan hari pernikahan saya, saya harus sempurna!. Saya coba lagi. Semakin saya utak-utik, kainnya makin kusut, dan makin tidak bagus. Saya semakin mengutuki diri, kok bisa sih saya ngga punya penata rias? kok sendirian begini?. Mulai panik dan emosi. Lirik jam dinding lagi. Sudah jam 8:30. Itu artinya 30 menit lagi akad dimulai. Iya hari ini hari pernikahan saya. Saya mulai gelisah, saya belum siap. Gimana dong iniiii.. Lalu saya diberi tahu kalau rombongan keluarga calon suami saya sudah datang. Panik, jantung berdebar kencang, saya mulai marah-marah ke Ibu saya. "Mama bantuin pasang jilbabnya dong.. Kok ngga ada periasnya sih?!". Panik..panik..panik.. Dan saya terbangun!.

Fiuuh.. mimpi.

Lesson learned. Nanti, pas mau nikah, yang pertama dipastikan sudah dipesan adalah penata rias pengantin. Dan sudah dipikirin jauh-jauh hari model jilbab yang matching. Terus pake kebaya, bukan pake gaun Eropa. Emangnya mau nikah sama Pangeran Wiliam.

Sunday, January 16, 2011

Dokter Gigi

Sebelumnya, saya selalu bersahabat dengan dokter gigi. Sejak kecil saya selalu rajin dibawa Mama buat ke dokter gigi. Goyang sedikit saja langsung ke dokter gigi buat dicabut. Ini akibat Mama selalu menakuti kalau tidak segera dicabut, gigi baru akan jadi gigi gingsul yang tumbuhnya tidak pada tempatnya, lalu mulut saya akan jadi seperti Dono Warkop, atau Mandra. Bimoli istilahnya, Bibir Monyong Lima Senti. Takutlah saya, dan selalu nurut kalau disuruh pergi ke dokter gigi. Serunya, tiap habis cabut gigi, bibir dan pipi saya jadi ikutan mati rasa alias kebal akibat anastesi yang dikasih dokter. Saya dan Kakak selalu main cubit-cubit an habis itu, berlomba siapa yang paling kebal. Lucu aja kayaknya seperti jadi orang sakti. hehe. Yeah I was weird as a child just accept it anyway.. Selain itu, selalu setiap ke dokter gigi, Mama selalu menyempatkan diri belanja pampers dan susu bayi buat si adek plus tak lupa bonus ice cream walls buat kami sekeluarga di apotik dibawah klinik gigi langganan kami. Yah, siapa mau menolak. :P .

Dokter gigi langganan saya pun baik hati walaupun namanya sedikit aneh, drg. Trinil. Seperti nama sungai tempat ditemukannya manusia purba ya.. "Pithecanthropus Erectus, ditemukan di Desa Trinil, Ngawi Jatim". Selama gigi saya dirawat beliau, tidak pernah ada rasa sakit sedikitpun, paling ngilu sedikit. Dan deretan gigi rapih di rongga mulut saya tanpa perlu behel jutaan ini juga rasanya berkat tangan beliau dan tentunya si Mama yang selalu rajin nyuruh saya ke dokter gigi. He.. Sering bangga juga sih kalau ada yang tanya "giginya rapih banget, pernah di behel ya?". hehehe..

Lama tidak ke dokter gigi lagi setelah gigi bungsu ini semua gugur satu persatu digantikan dengan gigi dewasa, saya baru kedokter gigi lagi sewaktu kuliah. Buat nambal lubang gigi tentunya akibat keseringan terlelap tanpa menggosok gigi. Masa-masa ini saya sudah tidak ke dokter Trinil lagi, tetapi dokter di BMG depan kampus. Gratisan. Yah walaupun memang harga sesuai kualitas. Tetapi yang penting dokter disini juga ramah, tidak nyakitin, dan tambalannya berwarna putih, jadi saya tidak malu kalau ketawa, ketauan kalo gigi ini banyak lubangnya.

Lengkap sudah gigi graham bagian bawah semua sudah kena caries, alias berlubang, dan harus ditambal. Paling parah si gigi graham tengah bagian bawah kanan dan kiri yang sampai harus dicabut. Tapi saya masih santai-santai saja, kata Mama bikin gigi palsu murah kok, kebetulan Mama juga nasibnya sama. Hahaha. Tapi karena prinsip saya kalau ngga sakit ngga kedokter gigi, ya tidak bikin-bikin itu gigi palsu buat mengganti dua gigi geraham. Jadilah saya ompong sampai saat ini. Yah, masih bisa makan dengan normal sih, nanti sajalah. Selalu begitu. Toh tidak begitu kelihatan kalau tertawa, hehe.. Tidak menggangu estetika juga.

Tibalah waktunya saya berangkat ke Jepang. Sebelum berangkat, saya sudah pastikan gigi saya dalam keadaan prima. Semua gigi yang saya anggap bermasalah lubang sekecil apapun yang berpotensi membesar saya minta dokter tutup. Tentunya pakai tambal sinar yang warnanya putih itu. Ini buat saya penting sekali. Tak apa saya bayar agak mahal, yang penting gigi ini tetap cantik. Si 2 ompong masih belom sempat disentuh. Tidak sempat bikin gigi, saya terlalu sibuk belanja outfit winter, hehe.

And time goes by.. soo fast.. 2 tahun sudah saya di Jepang. Si gigi mulai bermasalah. tambalannya lepas. Sedikiiiit. Tidak sakit. Tapi cukup mengganggu kalau makan jadi suka bikin nyangkut-nyangkut. Pikir-pikir ke dokter ngga ya? Ada asuransi sih, jadi pastinya akan jadi lebih murah, plus ini kan Jepang, pasti lebih bagus pelayanannya, tekniknya dan lain-lainnya.

Sebelumnya, seorang teman sudah pernah ke dokter gigi disini juga, dan hasilnya, semua gigi geraham atas dan bawah dia berubah jadi logam. Seraaaam. Kata si teman, di Jepang, kalau gigi berlubang, dan mau di tambal, sudah tidak ada lagi tambalan biasa kayak di Indonesia. Harus di crown. Jadi, kalau di crown itu, gigi kita akan dikikis lalu dibuat mahkota baru. Bahan dasar mahkota buatan yang di cover asuransi hanya yang logam. Yang putih yang dilapsi dari keramik tidak bisa cover asuransi. Dan biayanya sangat mahal, 70.000 yen atau 7 juta rupiah kata dokter. Sementara, kalau yang logam, kita bisa membayar 30% nya saja. Tidak sampai 10.000 yen. Tetapi, dengan metode crown ini, gigi kita akan terlihat seperti memakai gigi palsu. Nah kalau bahan dasarnya logam, jadi kayak gigi robot. Seperti teman saya itu. Semuanya Logam. Seraaaaam.

Setelah pikir-pikir panjang, pergi jugalah saya ke dokter gigi. Diiringi rasa takut tragedi gigi robot akan menimpa saya juga, saya mencoba berpikir positif. Lubang saya kan cuma kecil, satu gigi dibagian atas. Kalaupun di crown ya ngga begitu keliatan lah, lagian mau nunggu ke Indonesia masih lama. Atau tanya saja dulu itu yang putih beneran mahal banget gitu? siapa tahu sekarang sudah bisa cover asuransi.

Yap.. pergilah saya ke dokter gigi dengan hasil semua pikiran positif itu tidak terbukti. Setelah gigi saya di scan, bukan cuma satu gigi saya yang harus di crown, tapi hampir semua gigi graham. Setelah konsultasi sana-sini dengan dokter yang tidak bisa pakai bahasa inggris tapi sok inggris lalu putus asa dan akhirnya bilang "bahasa Jepang kamu jelek sekali ya..". Kami memutuskan tahapan perawatan. Pertama geraham atas sebelah kiri, lalu geraham bawah tempat salah satu gigi ompong berada, akhirnya ini gigi dapet perhatian, lalu geraham atas dan bawah sebelah kanan. Sebenernya itu akal-akalan saya saja supaya urutannya dari geraham bagian atas. Saya masih tidak mau kalau gigi saya akan berubah jadi gigi robot semua. Satu deret geraham bagian atas saja dulu ini buat percobaan, karena dibagian atas tidak akan terlalu kelihatan. Dan kalau memang hasilnya buruk sekali dan akan membuat saya jadi malu tertawa, terimakasih dokter biarkan saja saya ompong dan banyak karies. Saya masih butuh tertawa lepas.

Lalu, saya relakan mahkota 2 gigi geraham atas saya yang lucu dia kikis habis hingga berdarah-darah, tak berdosa, padahal mereka putih bersih, kok harus diganti logam hitam legam. Sedih. Setelah gigi saya dikikis habis, dikasih tambalan sementara, lalu dicetak, saya pulang sambil membawa perasaan tak enak. Saya masih harus kembali lagi ke klinik itu minggu depan untuk memasang si gigi robot. Dan minggu depannya lagi pasti disuruh balik lagi untuk pembantaian eh perawatan gigi selanjutnya. Ah pantas saja gigi orang jepang pasti ada gigi palsu logamnya. Orang lubang segini aja harus dikikis habis. Sebal. Rupanya estetika gigi kurang begitu penting bagi orang Jepang ya, mungkin karena mahal. Sering sekali saya lihat gigi orang Jepang jelek-jelek, berantakan, dan ada gigi palsu logamnya. Kalau di Indonesia behel memang termasuk kategori mahal, tetapi orang masih banyak yang pakai. Bahkan sekarang katanya bisa dicicil bayarnya. Entahlah..

Sampai di rumah, saya lalu langsung kirim message FB ke teman sma yang sekarang jadi dokter gigi. Mengeluh dan bertanya harus bagaimana. Message di balas dengan cepat. Dia bilang kalau lubang sedikit tidak perlu di crown. Teknik crown hanya digunakan jika lubangnya sudah terlampau parah. Dan kalaupun di crown, dia selalu membuatkannya dengan dilapis keramik agar warnanya senada dengan gigi. Lalu saya tanya harganya berapa. Dia bilang sejumlah harga yang masih bisa saya jangkau, hanya sedikit lebih mahal dari harga perawatan gigi yang saya lakukan di Jepang ini, tetapi pakai keramik, gigi tetap cantik. Ditambah lagi dia bilang "kalau sama teman gue kasih murah deh..". Horeeeeeeee..

See dokter gigi yang budiman, minggu depan kita terakhir kali bertemu ya.. Biarlah caries yang anda bilang ada itu menunggu saja sampai saya pulang 4 bulan lagi. Silahkan buat gigi robot sebanyak yang anda suka, tapi jangan ke saya. Cukup gigi geraham atas sebelah kiri ini saja ya dok, dan oiya.. minggu depan bicara pakai Nihonggo saja ya, daripada berusaha keras pakai English tapi yang keluar cuma kata "caries.. cavity.." dan "bridge" berulang-ulang dan mengangguk-angguk sambil menunjuk-nunjuk gigi saya saja. Berharap saya bisa membaca pikiran anda. Saya sudah tahu itu gigi dan ber-caries. Tapi saya ngga bisa ngerti bahasa telepati anda. Lebih baik bicara Nihonggo saja daripada ngajak pake English tapi saat saya tanya "What is wrong?" anda bahkan tidak mengerti artinya. Ugh.. saya sudah cukup panik saat tau anda mau mengubah gigi saya semua jadi logam tauk!.

Maaf kalau saya rada jutek ya, apalagi setelah anda bilang kalau kemungkinan anda akan meminta jilbab saya dilepas. Anda juga seharusnya lebih banyak belajar English. Oiya, satu lagi, saya mengerti semua yang ada omongin sama suster lho.. Terimakasih anda bilang saya cantik ya..

Sunday, December 12, 2010

For you you and you.. yeah you..

For all of you who is in the middle of suffering and lost of hopes and happiness.

Have just got fail or just lost someone special or something that could mean everything.

Have a broken heart or just feel homesick.

Or you who just do not know what is wrong. Have everything in the world but feel lonely. Just like what i feel in this sunny sunday morning.

I gave you this song, enjoy..



I do not expect that someone would sing this song for me.
I just dreaming that He is singing this song for me, because He always does what the song say.
I just too busy thinking about myself and forget Him too much.

I`m so sorry God..

Friday, December 10, 2010

Amazingly Old Man

Kemarin pulang sama partner kerja, 59 tahun, 7 bulan lagi pensiun, hanya lulusan SMA dan tidak pernah kuliah. Tapi Kakek ini kalau kerja terampil sekali, apapun bisa. Dari sekedar motong besi, ngelas, nge-drill, ngerakit stasiun kerja, ngerakit komponen mesin, bahkan sampai membuat sistem agar lampu bisa berkedip setiap mesin press berputar 10 kali. Luar biasa pikir saya. Dan lebih luar biasanya lagi, semua ide improvement bisa beliau realisasikan dengan hanya mengandalkan barang-barang yang biasanya ada di pabrik. Memang syarat improvement tim kami adalah melakukan penghematan dengan tanpa biaya. Yah.. kalau biayanya tak terbatas, apa juga bisa kan ya.. bukan penghematan dong namanya.

Balik kagi ke Kakek. Kakek ini meskipun paling tua, tapi ponselnya paling keren, smartphone Xperia. Satu-satunya orang yang punya smartphone di tim. Well, entah kenapa banyak yang bingung apa istimewanya smartphone di kantor saya. Mungkin karena mereka tidak punya facebook atau twitter pun tidak suka chatting lewat YM atau BBM kali ya.. hehe.

30 menit perjalanan pulang kantor di dalam mobil si Kakek membuat saya sedikit banyak tahu sebagian isi kepala si Kakek termasuk alasan beliau punya smartphone.

saya : "Kek, hp nya keren deh.."
kakek : "Iya, hebat emang ini hp.. bisa macem-macem.."

Obrolan dilanjutkan dengan obrolan jenis-jenis smartphone yang ada di dunia berikut provider yang mengakusisinya di Jepang. Lalu saya kemudian bertanya kenapa si Kakek beli itu benda canggih.

saya : "Kek, emang suka internetan ya di hp?"
kakek : "ngga, saya jarang pake buat internet.. emang agak sayang sih soalnya kan paket internetnya ngga boleh berhenti. Mahal ni rata-rata saya bayar 9000 yen setiap bulan. Kamu rata-rata abis berapa buat hp?"
saya : "uhm... berapa ya.. 2000 yen saja paling mahal."
kakek : "wah murah dong.."
saya : "lho.. terus kenapa pake smartphone kalo ngga buat internetan kek?"

#maaf ya, pikiran saya itu smartphone sebagian besar dipake buat bisa eksis di dunia maya secara lebih mudah lewat ponsel. Obrolan dilanjutkan.

kakek : "iya ya.. ngga butuh sebenernya. Tapi saya pake ini karena dia bisa diinstall aplikasi buat analisis gerakan kerja. Jadi lebih gampang kerjaan."

saya : "oiya ya, banyak aplikasinya, pacar saya juga suka Iphone karena banyak aplikasinya, game terutama. Tapi kek emang ada aplikasi macam itu?"

kakek :"ngga, saya buat sendiri programnya. Pake Java, tau kan?. Itu saya buat dulu di komputer terus tinggal diinstal di hp ini, jadi kalo mau analisis gerakan kerja di pabrik gampang."

saya : "wow Kakek hebat banget. Emang gampang Kek bikin programnya?. Saya juga dulu belajar dikit pemrograman lho waktu kuliah."

kakek :"ya rada susah si, makan waktu. Saya dulu tertarik, belajar sendiri. Lumayan buat ngebantu kerjaan."

ck..ck..ck.. Kakek ini kalau kata Anggun C. Sasmi "Tua-tua Keladi". Saya dulu sempat agak-agak berbangga diri karena diantara anggota tim kerja saya, hanya saya dan si project chief yang punya titel engineer. Lainnya hanya lulusan sma dan berkarier dari mulai level operator. Tapi, Kakek ini lebih "Engineer" dibanding saya. Beliau mampu menganalisis masalah, merancang ide solusi, dan yang lebih penting beliau mampu mengeksekusi ide tersebut menjadi barang yang nyata, real, tidak cuma gambar rancangan di kertas saja seperti tahap paling akhir yang bisa saya buat, hehe. That is the real engineer right?.

Setelah itu saya langsung diam. Meminta maaf sama Allah karena sudah pernah sombong.

Pelajaran berharga yang saya dapat dari si Kakek ini kawan :
1. Experience is the real teacher
.
2. Your knowledge is nothing except it adds value in real life.
3. Kalau belom bisa ngelakuin yang no.2 jangan sombong cuma karena lebih lama duduk di bangku sekolah. hehe..

Obrolan dilanjutkan dengan membahas berita mancanegara. Si Kakek ini wawasannya luas sekali. Saya agak-agak kewalahan mengimbanginya. Sempet agak mau keselek malu waktu Kakek menanyakan soal hubungan sejaran Yahudi, Nasrani, dan Muslim. Untung saja saya masih inget sedikit.

Anyway.. Nice chatt Kek..
:)

Monday, November 22, 2010

Best Friend Forever

I just watched serial How I Met Your Mother season 6 episodes 9. I don`t know the tittle but the hole story was talking about best friends.

The story starts from watching Robin`s television porn kid show. Robin was not alone on that show, she did it with her friend named Jessica who was her BFF (best friend forever) either on that show or in real life. But then Robin said that their no longer a BFF anymore. Then Lily argued that Best Friend Forever is have to be forever. Marshall argued Lily back that they did the BFF thing in high school and no one friends from high school will be forever. Ted replied that he still be friends with his friends from high school. No one believes him and he try hard to prove it.

After watching that show everyone asked Robin why she broke up with Jessica, but Robin did not want to talk about it. Then Ted, as usual use his detectives skill to tray answering that mystery. Ted found that Robin and Jessica broke up since Jessica have a baby. And Robin DO hate babies or kids. Or in easy way Robin dumped Jessica. Lily suddenly freaked out about that. She gonna have a baby and she was afraid that Robin will dump her just like Robin dumped Jessica.

The Lily-scared-to-be-dumped-by-Robin continue after Lily found that Robin said she is going to have their best-friend-thing cream massage alone. all the people thought that Robin was annoyed by Lily because she cannot stop talking about babies. Well after that Lily do the confrontation and they broke up emotionally.

Well in fast way to retell about all the drama, there are three best friend stories, Ted and his high school friend, Robin and Jessica, and Robin and Lily. And all end up with happy endings. Ted proves himself that he and his high school friend are still a best friend. His friend even invite Ted to be his best man on his wedding. Lily apologized to Robin about what she had said and so did Robin. Robin even said that she would hate almost babies in the world but not lily`s babies. She is gonna love them and she will pick up everything for them. And the perfect ending is Robin and Jessica get back together. The true story is Robin did not dumped Jessica. But Jessica did it. And the reason is just like Ted said, because Jessica has a baby. She said that she will not still doing best friend thing like what she used to do with Robin anymore. Well in the end she found that she is doing wrong. The old best friend get back together thing was perfected by this heart warming song :

hey beaver come on
when you feel alone
just pick up that phone
and i`ll be there to share my ice cream cone

two beavers are better than one
dadadadadadadadadadada..
two beavers are better than one
they´re twice the fun, ask anyone
a second beaver can be second to none

two beavers are better than one

oh you`re my favorite beaver...

This episode remind me with my own old best friend story. My old best friend from junior high school, hell yeah pretty old enough. But different with all the stories above, i can say that mine has a worse ending. If Ted was invited to be his best friend`s best man, i did not even invited to her wedding party. This is not because i have baby, even i`m not married yet now. Then why? i don`t even know. Maybe because of the distance, because we have different life, different surroundings. Well we went to same college but i can say that we are not doing some best friend thing like the old days anymore. Maybe she think that we are no longer best friend anymore or maybe we are not even friends. Actually i have same opinion with Lily that friends will gonna be last forever. Although we are no longer seeing each other or do everything together again, but i never dumped my friend and call them not my friend anymore. At least i will still invite them to my wedding.

You know what, i still can feel this hurt feelings. When i found out that i`m not invited. Maybe she has reason that she has limited budget that made her could not invite all people she wants. But i still can not believe that i`m out of the line. Even if she invited me, she knew that i wont be able to attend to her wedding (because i was in Japan and still i am now) so she did not have to make and extra budget for inviting me. All i believe is just now i am out of the line, i am out of the-people-who-worth-enough-to-be-invited-for- line. I still can not believe it. Once i asked her about me not being invited thing, and all that she said was "she had limited budget so she do not invite her junior high school friends".

I remember the last time we met. It was the day when i invited her to have lunch with my mother. I invited her in order to tell her one of my big news : "I am going to Japan for three years and i need your support". And then she told me about the guy. The guy who she thought that he is the one. The one who she will marry with. And there he is. She is marrying him.

I take that as our last best-friend-thing we did together dear friend. Our last "sharing ice cream cone". Since you wont share your big day with me. I am still keeping your wedding gift on my cupboard though. I meant to give it to you when i had chance to came back to Indonesia at one of my business trip. But unfortunately you was very busy preparing your big day. You know what on that day i was waiting for your invitation but hell yeah all i could do was taking my deep breath when i saw your wedding picture suddenly came up on facebook. Aaand I realize i was not invited.

I`m so sorry i could not help you anything. And now you already have a son. Congratulation! hope he will grow as an awesome child. I am happy for you.

Oh.. two beavers are better than one ... dadadadadadadadadadada..

Well maybe i am to much for meaning all the "not be invited" like this. But i just want to tell you that it was hurt. And still it is..

Sunday, September 12, 2010

Leadership

Pernah nggak jadi seorang pemimpin?. Yah macam ketua kelas, ketua kelompok, ketua OSIS, ketua panitia, ketua angkatan, dan ketua-ketua lainnya. Atau kalau di bagian kantoran mungkin pemimpin itu ya setiap jabatan yang punya anak buah, macam supervisor, manager dan jabatan lain diatasnya, hingga presiden direktur.

Ngomong-ngomong soal pemimpin, saya ini paling takut ngambil jabatan ini. Entah kenapa padahal bapak saya itu mantan ketua RT tiga periode berturut-turut. Saking lamanya Bapak jadi ketua RT sewaktu Bapak sudah lengser pun panggilan saya masih si "anak pak RT". Terus Bapak juga sekarang masih jadi ketua perkumpulan keluarga besar buyut (itu loh, yang suka ngurus-ngurusin silaturahmi keluarga besar), demen banget jadi imam di masjid sewaktu masih domisili di Jakarta, sempet jadi direktur perusahaan ciptaannya sendiri juga, sayang nggak bertahan lama. Oiya Bapak juga pernah jadi ketua KPPS waktu pemilu 2004. Wah banyak deh pokoknya. Intinya sih bapak saya itu tipikal leader sekali, suka banget jadi pemimpin, kalo kata mama sih banci tampil hehe, ah tapi nggak juga, Bapak emang suka banget ngatur orang. Kayaknya tangannya bakal gatel-gatel deh kalau berdiam diri tidak mengatur sana sini. Polisi yang nilang dia aja malah balik diceramahin cara yang bener ngatur lalu-lintas, belum lagi petugas yang ngurusin pembuatan SIM juga dia ceramahin sampe keki akhirnya Bapak bisa dapet SIM nya ngga pake nyogok tapi prosesnya cepet, terus lagi sekarang Bapak juga jadi koordinator yang ngurusin penggantian tanah proyek Banjir Kanal Timur yang sampe sekarang nggak cair-cair karena lagi sengketa, padahal yah si Bapak kan sekarang domisili di Brebes kok yaaaa Dia yang ngurusin sih, kan yang masih di Jakarta banyak. Well, that is just Him. Always want to take responsibilities for whatever he think he could handle. Makanya saya juga nggak heran, walaupun Bapak itu anak terakhir dari 8 bersaudara, but he always be the one who be asked to make decision for the family. He always have a vision of something. He always know what is right or wrong. He always have so many suggestion and it is sooo easy for him to say "Okay i will handle this". Oooh I`m so proud of him.

Tapi yaa.. entah kenapa jiwa leadernya itu kok ya tidak menurun ke saya. Saya itu paling ogah deh disuruh jadi pempimpin. Awalnya saya sih dulu selalu jadi ketua kelas waktu SD. Hahaha.. gila kalo diinget-inget dulu saya gokil juga jadi anak kecil. Jadi waktu hari pertama masuk SD, kami disuruh baris mau masuk kelas, terus ibu guru menyapa anak murid untuk pertama kali, biasalah memperkenalkan diri. Terus ibu guru langsung bertanya "siapa yang mau jadi ketua kelas?". Nah saya ini sebagai lulusan terbaik TK saya waktu itu (aseli lho, saya dapet hadiah uang Rp. 50 ribu rupiah karena jadi lulusan terbaik kata mama dan ini patut dibanggakan hahaha) selalu diajarkan untuk berani nunjuk tangan, jadilah saya tunjuk tangan sejadi-jadinya tanpa takut, daaaan cuma saya aja dong yang nunjuk, hahaha. Pasti mama saya kalau lihat senyum-senyum bangga deh. hehehe.. Nah dari situlah awal karir perketua-an kelas saya dimulai. Sampai akhir kelas 6 SD kalau tidak salah saya selalu jadi ketua kelas. Selain karena udah dikenal guru (ketua kelas gitu loh, hehe) kenapa ibu guru selalu menunjuk saya jadi ketua kelas? Yup karena saya galak. hahaha.. Saya itu ngga takut marah-marahin orang yang males piket, laki-laki sekalipun. Laki-laki seumuran waktu masih SD kan badannya masih pada kecil-kecil ya, saya marahin pada takut deh hehehe..

Ok.. tapi sepertinya karir kepemimpinan saya itu mentok sampai lulus SD saja. SMP sampaaaaaai dengan saat ini saya merasa lemah dibidang ini. Jadi dalam sebuah tim kan manusia itu bisa dibagi menjadi tiga tipe, tipe leader, konseptor atau eksekutor. Leader ya sesuai namanya yang bertugas memimpin anggota yang lainnya, memberikan arahan, dan memberikan keputusan. Konseptor itu sesuai namanya pula adalah si pembikin konsep, pencetus ide, perunut langkah-langkah detail, pemikir lah, ibaratnya si arsitek dalam tim atau si penyusun strategi. Nah kalau eksekutor ya orang yang ahli melaksanakan apa-apa yang sudah dikonsepkan, eksekutor ini biasanya orang yang sangat kenal dengan lapangan, tau hal-hal yang praktis soal lapangan. Nah kalau saya sih merasa saya itu lebih cocok di konseptor. Tipikal orang Indonesia yang jago berkomentar, punya banyak ide solusi tapi nol besar dalam bertindak.. hehehe.. Daaan saya itu susaaaah sekali mengambil keputusan. Disinilah masalah utama saya soal hal pimpin-memimpin.

Well.. manusia diturunkan ke dunia untuk menjadi pemimpin di bumi ini, so we have to be a leader someday. Dan berhubung saya sedang meniti karir di dunia pekerjaan saya sedikit banyak mulai membutuhkan keterampilan ini. Keterampilan memimpin orang yang sebenernya sangat saya harapkan bersifat dominan di gen tubuh saya yang diturunkan Bapak. Tapi sayang sekali, saya ini kalau mau beli apa-apa aja harus ditemenin sama pacar atau sama siapa gitu buat nunjuk salah satu dari sekian banyak pilihan yang saya sudah sortir. Hasil tunjukan mereka lah yang saya beli. Saking ngga bisa ngasih keputusan. Saking takutnya ngambil resiko kalau barang yang saya pilih jelek. Hehe.. nah ini dia. Ini dia alasan terbesar saya mengapa saya sulit memutuskan. Saya itu terlalu takut menerima resiko. Saya paling nggak mau disalahin. Jadi paling ngga kalau barang yang saya sudah beli itu tidak memuaskan, saya bisa dalam hati menyalahkan si pacar atau teman yang sudah bantu saya memilihkan belanjaan saya itu. Hehehe.. yang penting di dalam pikiran saya sendiri, itu bukan salah saya. Jadi saya tidak bete-bete amat. Tabiat yang aneh. Iya, saya tahu.

Nah, penyakit tidak berani ambil keputusan ini yang jadi masalah saya. Kalau saya begini terus jenjang karir saya mana bisa naik. Gimana mau jadi manajer atau direktur perusahaan, atau bikin perusahaan sendiri kalau buat keputusan saja sulit. Ah saya tau, saya tidak berani ambil resiko lebih tepatnya. Saya kerap kalah sama rasa takut "gimana kalau keputusan saya salah", terus "yah gara-gara saya proyeknya jadi gagal deh" terus "perusahaan rugi deh" dan lalu kemudian cap gagal akan terus ada di jidat saya sampai seterusnya selamanya.. aaaaaah nggak mau aaaah takuuuuuut..!!.

Sepertinya saya harusnya ambil matakuliah risk management waktu kuliah dulu. Biar nggak gini-gini amat.