Week end kemaren saya diberi mandat oleh tante untuk menemaninya belanja ke Tanah Abang, sebuah pusat perbelanjaan grosir yang menjual beraneka kebutuhan sandang..
Seharusnya kalo tidak karena sang tante yang satunya lagi tidak sedang dihadiahi seorang anak saya tidak perlu bolak balik Jakarta-Bandung hanya untuk menemani belanja ke Tanah Abang. Tetapi terhitung sejak tanggal 11 Juli 2007 kemaren aku mempunyai ade sepupu mungil yang diberi nama Saras Naula Servi. Entah kata apa lagi yang terucap selain rasa gemas melihat pipi munggilnya yang padat dan gembil seperti bakpao dan kepolosannya ketika tertawa melihat mainannya diputar diatas ranjang kecilnya. Lucuuuuuuuuu sekaliiiiiiiiiiiii.....
Yang membuatku terharu adalah kegembiraan yang terlihat di mata kedua orang tua bayi itu.. Yang telah menantikan kehadirannya selama 8 tahun. Jangan salah sangka dulu, bayi itu tetap dikandung selama 9 bulan, bukan 8 tahun. Om dan tanteku memang baru mempunyai anak setelah 8 tahun yang lalu menikah. Setelah sebelumnya 2 kali keguguran dan tak kunjung hamil, 7 tahun kemudian tante akhirnya hamil dan berhasil melahirkan seorang bayi yang bernama Alya Naula Servi, sang kakak yang akhirnya meninggal 1 minggu kemudian. Bayi itu dilahirkan sehat, tanpa cacat, namun setelah imunisasi entah di bagian mana yang salah, bayi itu langsung sesak dan koma lalu meninggal. Yah, masih teringat betapa bingungnya aku saat itu, melihat tante hanya bisa menangis setiap kali mendengar suara bayi menangis. Mal praktik?? Entahlah tak ada lagi yang mau membahas, hanya menimbulakan rasa sesak yang sakitnya membuat tanteku hanya bisa terduduk lemas merintih dan menatap kosong. Kata apa lagi yang dapat menghiburnya??? Satu-satunya adalah harapan mempunyai ade bayi lagi.
Sedih memang, tapi sekarang mata-mata sedih itu kembali berbinar melihat kepolosan sang adik yang gembil karena tak berhenti minum susu. Melihat perkembangan hari demi hari pertumbuhan dan pergerakan tubuh mungilnya, menangis, memegang botol susu, mengedip, tersenyum tertawa, bergumam.... Kini rumah itu telah ramai oleh suara bayi, oleh popok, baju-baju bayi, wangi minyak telon bayi, bak mandi bayi, kereta dorong, dan kini rumah itu mempunyai sapaan selamat datang yang khas bagi siapa saja yang datang dari luar " Cuci tangan dan kaki dulu kalo mau main sama Saras ".
Seharusnya kalo tidak karena sang tante yang satunya lagi tidak sedang dihadiahi seorang anak saya tidak perlu bolak balik Jakarta-Bandung hanya untuk menemani belanja ke Tanah Abang. Tetapi terhitung sejak tanggal 11 Juli 2007 kemaren aku mempunyai ade sepupu mungil yang diberi nama Saras Naula Servi. Entah kata apa lagi yang terucap selain rasa gemas melihat pipi munggilnya yang padat dan gembil seperti bakpao dan kepolosannya ketika tertawa melihat mainannya diputar diatas ranjang kecilnya. Lucuuuuuuuuu sekaliiiiiiiiiiiii.....
Yang membuatku terharu adalah kegembiraan yang terlihat di mata kedua orang tua bayi itu.. Yang telah menantikan kehadirannya selama 8 tahun. Jangan salah sangka dulu, bayi itu tetap dikandung selama 9 bulan, bukan 8 tahun. Om dan tanteku memang baru mempunyai anak setelah 8 tahun yang lalu menikah. Setelah sebelumnya 2 kali keguguran dan tak kunjung hamil, 7 tahun kemudian tante akhirnya hamil dan berhasil melahirkan seorang bayi yang bernama Alya Naula Servi, sang kakak yang akhirnya meninggal 1 minggu kemudian. Bayi itu dilahirkan sehat, tanpa cacat, namun setelah imunisasi entah di bagian mana yang salah, bayi itu langsung sesak dan koma lalu meninggal. Yah, masih teringat betapa bingungnya aku saat itu, melihat tante hanya bisa menangis setiap kali mendengar suara bayi menangis. Mal praktik?? Entahlah tak ada lagi yang mau membahas, hanya menimbulakan rasa sesak yang sakitnya membuat tanteku hanya bisa terduduk lemas merintih dan menatap kosong. Kata apa lagi yang dapat menghiburnya??? Satu-satunya adalah harapan mempunyai ade bayi lagi.
Sedih memang, tapi sekarang mata-mata sedih itu kembali berbinar melihat kepolosan sang adik yang gembil karena tak berhenti minum susu. Melihat perkembangan hari demi hari pertumbuhan dan pergerakan tubuh mungilnya, menangis, memegang botol susu, mengedip, tersenyum tertawa, bergumam.... Kini rumah itu telah ramai oleh suara bayi, oleh popok, baju-baju bayi, wangi minyak telon bayi, bak mandi bayi, kereta dorong, dan kini rumah itu mempunyai sapaan selamat datang yang khas bagi siapa saja yang datang dari luar " Cuci tangan dan kaki dulu kalo mau main sama Saras ".